Menurut Deni, istilah The Kingdom Of Stegodon atau kerajaan gajah purba di Geopark Lembah Cisaar Jatigede ini, di latar belakangi oleh beberapa aspek.
Baca Juga: Jejak Fosil Hewan Purba di Sumedang, Ditemukan Peneliti Sejak Tahun 2019
Pertama unik, keberadaan fosil vertebrata seperti Stegodon dan Kura-kura di Lembah Cisaar, menjadi bukti migrasi pertama fauna vertebrata dari Asia ke Indonesia, pada zaman Plestosen.
Kedua langka, migrasi vertebrata ini lalu diikuti oleh migrasi hominid (manusia modern yang sudah punah) yang turut mendiami Lembah Cisaar, hal ini diperkuat dengan ditemukannya artefak di Lembah Cisaar.
Ketiga ilmiah, fosil vertebrata dan hominid, pendukung teori evolusi tektonik lempeng (Alferd Wagne, 1912) Hampir seluruh Wilayah Indonesia masih lautan, dan perubahan tektonik itu membentuk daratan baru Sundaland.
Baca Juga: Peluncuran Geopark Lembah Cisaar-Jatigede Diharapkan Bisa Tingkatkan Wisata
Ke empat dikagumi, endapan batu lempung di lokasi ini menjadi pengawet alami fosil dengan sempurna. hampir 85% rangka Stegodon terawetkan.
"Semua hasil temuan geologi ini, masuk dalam aspek Geodiversity atau keragaman Geologi, yang menjadi salah satu aspek penting dalam penentuan atau pembentukan Geopark," Deni Juanda.
Jika melihat standar UNESCO, kata Deni, sebuah Geopark itu minimal harus memenuhi 3 aspek, yakni Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural Diversity. Dan faktanya, Geopark Lembah Cisaar Jatigede ini telah memiliki ketiga aspek tersebut.
Baca Juga: Lokasi Penemuan Benda Purbakala di Tomo Sumedang Bakal Dijadikan Kawasan Geopark