Fakta Mengejutkan Tentang Gempa di Sumedang, Ternyata Pernah Terjadi Guncangan Lebih Hebat dari Kemarin

- 1 Januari 2024, 17:16 WIB
Pasien di RSUD Sumedang, terpaksa dipindahkan keluar untuk menghindari ancaman gempa susulan.
Pasien di RSUD Sumedang, terpaksa dipindahkan keluar untuk menghindari ancaman gempa susulan. /kabar-sumedang.com/Taufik Rohman/

KABAR SUMEDANG - Wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, kini disebut-sebut sebagai salah satu daerah yang terlewati oleh jalur sesar Lembang, sesar Baribis, dan sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Istilah sesar sendiri, dapat diartikan sebagai sebuah patahan pada lapisan penyusun bumi yang mengalami pergerakan. Biasanya, di sekitaran sesar ini, memang sangat rentan terjadi gempa.

Makanya tidak heran bila peristiwa bencana gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023) kemarin, banyak yang mengaitkannya dengan aktifnya sesar Lembang, sesar Baribis, ataupun sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Baca Juga: Kisah Haru Warga Terdampak Gempa di Sumedang, Alami Kedinginan dan Kepanasan di Pengusian

Namun di luar itu semua, bencana gempa di wilayah Kabupaten Sumedang ini, konon pernah terjadi juga pada beberapa puluh tahun silam. Fakta mengejutkan ini, dicerita langsung oleh orang tua dulu.

Seorang ibu di Kabupaten Sumedang, menceritakan bahwa di wilayah Sumedang ini, dulu pernah terjadi guncangan gempa yang lebih dahsyat dari kemarin.

"Dulu itu guncangannya lebih keras dari yang kemarin malam. Waktu kejadian itu, ibu masih duduk di bangku SD. Masih ingat sampai sekarang, pas kejadian gempa itu, ibu sedang menonton balap kuda bersama kakek, di Pacuan Kuda Sumedang," kata Ibu Ayum Suhaedah (75) warga Dusun Pangaroan, Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang, Senin, 1 Januari 2023.

Baca Juga: Pernyataan Resmi Soal Bencana Gempa di Sumedang, Pj Bupati Pastikan Sudah Aman Terkendali

Ibu Suhaedah juga menceritakan tentang situasi di Pacuan Kuda Sumedang, pada saat terjadi gempa bumi tersebut. Guncangan gempa yang terjadi saat itu, membuat semua penonton panik hingga lari berhamburan, bahkan sejumlah joki juga banyak yang terpental dan terjatuh dari kuda yang ditungganginya.

"Kata orang tua, ibu ini lahirnya tahun 1948. Waktu bencana gempa dahsyat itu kalau tidak salah masih 2 SD. Saking dahsyatnya guncangan gempa, saat itu kabarnya sampai ada yang meninggal, mungkin karena panik. Soalnya guncangan gempa waktu itu, jauh lebih kencang dari guncangan gempa tadi malam," ujarnya, saat menceritakan kenangannya saat mengalami peristiwa gempa di era 50-an.

Halaman:

Editor: Taufik Rochman (Kabar Priangan)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah