Jejak Kerajaan Gajah Purba di Geopark Lembah Cisaar Sumedang yang Punah Jutaan Tahun Silam

- 28 Maret 2024, 16:05 WIB
Ilustrasi foto Stegodon atau gajah purba.
Ilustrasi foto Stegodon atau gajah purba. /kabar-sumedang.com/DOK pixabay/

KABAR SUMEDANG - Kawasan Geopark Lembah Cisaar Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, disebut-sebut sebagai "The Kingdom Of Stegodon", atau kerajaan gajah purba.

Alasan utama Geopark Lembah Cisaar Jatigede disebut sebagai kerajaan gajah purba, karena di lokasi ini banyak ditemukan fosil-fosil Stegodon atau gajah purba. 

Fosil Stegodon di sekitar Lembah Cisaar Desa Jembarwangi ini, telah ditemukan para peneliti sejak tahun 2019, dimulai dari penemuan rahang stegodon, serta serpihan fosil gading Stegodon.

Baca Juga: Kawasan Geopark Lembah Cisaar-Jatigede, Jejak Pradaban Pra Sejarah di Sumedang

Sejak adanya temuan tersebut, para peneliti terus berdatangan untuk melakukan ekskavasi di sekitar Lembah Cisaar, wilayah Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tersebut. 

Selain menemukan banyak serpihan fosil Stegodon atau gajah purba, para peneliti juga behasil menemukan serpihan fosil hewan purba lainnya, seperti gigi buaya, gigi hiu, kura-kura, dan hewan purba lainnya, termasuk ada salah fosil yang diduga mirip perkakas hidup manusia pra aksara.

Dari hasil kajian para arkeolog dan tim geologi, kawasan Geopark Lembah Cisaar ini, dulunya merupakan sebuah lautan dangkal pada zaman Plestosen (1-0,125 juta tahun yang lalu). 

Baca Juga: Geopark Lembah Cisaar yang Diluncurkan Pemkab Sumedang Telah Memenuhi Standar UNESCO

Banyaknya fosil vertebrata (Stegodon dan Kura-kura) di Lembah Cisaar ini, menjadi bukti bahwa lokasi tersebut merupakan dulunya merupakan tempat migrasi pertama fauna vertebrata dari Asia ke Indonesia.

Penjelasan mengenai "The Kingdom Of Stegodon" di kawasan Geopark Lembah Cisaar Jatigede ini, sempat dijelaskan juga oleh Tim Advisor Geopark Lembah Cisaar yang juga Guru Besar ITB Prof. Dr. Ir. Deni Juanda.

Menurut Deni, istilah The Kingdom Of Stegodon atau kerajaan gajah purba di Geopark Lembah Cisaar Jatigede ini, di latar belakangi oleh beberapa aspek. 

Baca Juga: Jejak Fosil Hewan Purba di Sumedang, Ditemukan Peneliti Sejak Tahun 2019

Pertama unik, keberadaan fosil vertebrata seperti Stegodon dan Kura-kura di Lembah Cisaar, menjadi bukti migrasi pertama fauna vertebrata dari Asia ke Indonesia, pada zaman Plestosen.

Kedua langka, migrasi vertebrata ini lalu diikuti oleh migrasi hominid (manusia modern yang sudah punah) yang turut mendiami Lembah Cisaar, hal ini diperkuat dengan ditemukannya artefak di Lembah Cisaar.

Ketiga ilmiah, fosil vertebrata dan hominid, pendukung teori evolusi tektonik lempeng (Alferd Wagne, 1912) Hampir seluruh Wilayah Indonesia masih lautan, dan perubahan tektonik itu membentuk daratan baru Sundaland.

Baca Juga: Peluncuran Geopark Lembah Cisaar-Jatigede Diharapkan Bisa Tingkatkan Wisata

Ke empat dikagumi, endapan batu lempung di lokasi ini menjadi pengawet alami fosil dengan sempurna. hampir 85% rangka Stegodon terawetkan.

"Semua hasil temuan geologi ini, masuk dalam aspek Geodiversity atau keragaman Geologi, yang menjadi salah satu aspek penting dalam penentuan atau pembentukan Geopark," Deni Juanda. 

Jika melihat standar UNESCO, kata Deni, sebuah Geopark itu minimal harus memenuhi 3 aspek, yakni Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural Diversity. Dan faktanya, Geopark Lembah Cisaar Jatigede ini telah memiliki ketiga aspek tersebut. 

Baca Juga: Lokasi Penemuan Benda Purbakala di Tomo Sumedang Bakal Dijadikan Kawasan Geopark

Sebab berdasarkan definisinya, kata Deni, Geopark ini merupakan sebuah kawasan yang memiliki unsur- unsur geologi terkemuka (outstanding), termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di dalamnya. 

Untuk itu, setelah kawasan ini ditetapkan sebagai Geopark Lembah Cisaar Jatigede, maka masyarakat setempat harus ikut berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam yang ada, baik itu keragaman Geologi (Geodiversity), keanekaragaman hayati (Biodiversity) atau keragaman budaya (Cultural Diversity).***

Editor: Taufik Rochman (Kabar Priangan)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x