Syukuri Hasil Panen, Masyarakat Adat di Rancakalong Sumedang Adakan Ritual Upacara Adat Ngalaksa

- 2 Juli 2024, 15:42 WIB
Tokoh adat Rancakalong, sedang mengagungkan selendang kepada Penjabat Bupati Sumedang, pada saat pembukaan Upacara Adat Ngalaksa di Rancakalong.
Tokoh adat Rancakalong, sedang mengagungkan selendang kepada Penjabat Bupati Sumedang, pada saat pembukaan Upacara Adat Ngalaksa di Rancakalong. /kabar-sumedang.com/DOK Pemda Sumedang/

KABAR SUMEDANG - Masyarakat Adat Rancakalong, kembali mengadakan ritual Upacara Adat Ngalaksa, di kawasan Desa Wisata, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 

Upacara Adat Ngalaksa ini, merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh Masyarakat Adat Rancakalong, sebagai bentuk syukur atas hasil panen padi yang mereka peroleh.

Pelaksanaan kegiatan atraksi budaya Upacara Adat Ngalaksa kali ini, dibuka langsung oleh Penjabat Bupati Sumedang Yudia Ramli, pada Selasa, 2 Juli 2024.

Baca Juga: Inilah Sosok Warga Etinis Tionghoa yang Memperkenalkan Tahu Sumedang Hingga Populer

Seperti biasanya, Upacara Adat Ngalaksa ini, selalu dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan atraksi budaya, mulai dari pagelaran "Nyi Pohaci Ngaraksa Diri", pertunjukan Seni Rengkong, Seni Tarawangsa dan Pencak Silat. 

Menurut Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli, ritual budaya Upacara Adat Ngalaksa Rancakalong ini, merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Sumedang. 

"Ini merupakan aset yang tak ternilai dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran pembangunan daerah, terlebih saat ini Sumedang telah melaksanakan kebijakan Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda, jadi sudah seharusnya budaya ini dilestarikan," kata Yudia. 

Baca Juga: Pekan Pertama Juli, Harga Bapokting di Pasar Rakyat Sumedang Relatif Stabil

Dalam sambutannya, Pj Bupati Sumedang juga memberikan apresiasi kepada masyarakat adat Rancakalong, yang telah menjaga dan melestarikan tradisi leluhur Upacara Adat Ngalaksa ini dengan sangat baik.

Yudia berharap, tradisi Upacara Adat Ngalaksa ini bisa tetap dilestarikan hingga ke generasi berikutnya. "Momentum ini dapat dikatakan sebagai upaya untuk menjaga serta menumbuhkan kembali falsafah dan budaya luhur masyarakat Sunda demi kepentingan dan kelangsungan kehidupan bagi generasi mendatang," tutur Yudia. 

Halaman:

Editor: Taufik Rochman (Kabar Priangan)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah